Dan hendaklah ada
di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS. Ali Imran: 104). Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ajaran Islam
menyuruh umatnya untuk selalu menjadi penyeru kebajikan dan memberantas
kemungkaran. Tentunya sikap berani
menjadi pribadi penyeru mempunyai resiko, karena pada dasarnya apapun yang kita
lakukan di dunia ini selalu ada resiko, hanya saja tingkat resiko yang dihadapi
berbeda-beda tergantung besar kecilnya perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
Tetapi yang pasti, dimana pun kita berada sikap, menjadi penyeru dan pencegah
kemungkaran tidak boleh hilang dan luntur.
Meskipun berbagai
rintangan, tantangan, hadangan dan intimidasi menyongsong di depan kita, maka
hendaknya kita tetap konsekwen. Karena apa yang kita lakukan adalah berdasarkan
perintah Allah Swt. Tersebut. Untuk itu sikap berani dan tidak takut resiko
hendaknya dipuelarnyai oleh orang-orang yang telah menjeburkan dirinya ke medan
dakwah. Di antara contoh nyata tentang sikap untuk memposisikan diri sebagai
penyeru kebajikan dan pencegah kemungkaran dapat dicermati pada sosok Susno
Duaji. Sosok Susno Duaji yang berani memberantas makelar kasus, merupakan bukti
implementasi dari sikap pribadi yang menerapkan amar makruf nahi mungkar.
Ajaran Islam komitmen terhadap kemaslahatan
manusia. Ajaran Islam menjunjung tinggi sikap-sikap patriotis, yaitu sikap yang
berani mengutarakan kebenaran,berani mengungkap berabagi maksiat dan
kemungkaran. Tidak heran jika Nabi Muhammad Saw menyatakan “sampaikanlah
meskipun hanya satu ayat” dalam kesempatan lain, Nabi Muhammad Saw
menyatakan”sampaikanlah kebenaran meskipun terasa pahit.” Hal ini memberi kesan
bahwa mengungkap kebenaran bukanlah perkara yang mudah, mencegah kemungkaran
pukanlah sesuatu yang gampang, perlu sikap dan kepribadian yang tegar dan
sabar.
Hal ini dapat
dipahami dari Firman Allah yang menyatakan,”demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al-Asr: 1-3). Dalam ayat tersebut digambarkan bahwa setiap orang akan
merugi, jika tidak menjadi pribadi-pribadi
yang beriman, pribadi-pribadi yang meyakini semua informasi dari Allah Swt. Hal
ini dibuktikan dengan kualitas keimanannya yang baik. Keimanan yang baik dapat
dicermati dan ditilik dari perilaku, sikap dan kepribadiannya, seperti
amal-amal soleh, yang kesemuan amal tersebut hanya untuk Allah semata.
Selain, bersikap sebagai penyeimbang antara
menyuruh kebajikan dan mencegah yang mungkar, perlu juga di barengi dengan sikap
sabar, konsisten dan tawakkal kepada Allah. Jaika menapaki jalan dakwah, terutama dalam mengungkap
kebenaran, kebajikan, dan mencegah kemungkaran, mengungkap skandal korupsi,
makelar kasusu di tempat kerja membutuhkan kesabaran, keuletan dan ketangguhan
iman, hati dan kepribadian. Karena jalan yang kita tempuh tersebut akan banyak
mengalami gangguan dan beresiko tingi, baik terhadap diri, keluarga , kariri,
bahkan nyawa kita sendiri.
Berdasarkan ayat
tersebut, maka perlu kesabaran dalam upaya menasehati, mengungkap kebenaran dan
mencegah kemungkaran, termasuk menyadari bahwa setiap mengungkap kebenaran itu
seperti makan sesuatu yang pahit, tetap dikakukan meskipun hanya satu potong
kebenaran, walaupan nyawa taruhannya.
Dalam hadis dinayatakan, “ketika seseorang
memohon syahid kepada Allah dengan
ikhlas, maka Allah akan memberi pahala kepada orang tersebut mati syahid, walaupun
ia mati di atas ranjangnya.”(Bukhari, Muslim). Dari hadis tersebut jelaslah,
dalam mengungkap kebenaran, mengungkap partek makelar kasus, mencegah
kemungkaran, perlu dibrengai dengan niat ikhlas karena Allah, maka hal itu akan
di nilaia Allah sebagai suatu kegiatan, aktivitas jihad di ajalan Allah, selain
itu perlu juga memohon kepada Allah agar syahadah di jalan-Nya.
Meskipun nyawa
taruhannya, tidaklah menjadi soal tatkala seseorang paham dan mengerti akan
makna dakwah yang sebenarnya. Bahkan banyak para ulama yang rela masuk penjara
akibat menegakkan kebenaran. Lebih baik masuk penjara daripada bebas, tetapi
berkubang dosa dan membiarkan kemungkaran di depan mata. Nabi Muhammad Saw
menyatakan, jika melihat kemungkaran, maka kewajiban umat Islam untuk
mencegahnya dengan kekuasaan, tetapi jika tidak mampu maka dengan
nasihat-nasihat yang mencerahkan, dan jika tidak mampu maka hendaknya mencari
jalan spiritual berupa mendoakan, semoga mereka cepat menyadari akan
kesalahannya.
Keberanian dalam mengungkap kebenaran di
tengah pusaran kesesatan merupakan jihad besar. Maka tidak heran jika Nabi
Muhammad Saw menyatakan bahwa mengungkapkan kebenaran itu pahit. Meskipun
pahit, Nabi Muhammad Saw tetap menyuruh
umatnya menyampaikan kebenaran meskipun hanya satu ayat. Artinya sekecil apapun
kita mempunyai suatu informasi yang berguna dan bermanfaat, maka kita disuruh
untuk menyampaikan kepada orang lain.
Meskipun informasi itu kita anggap sedikit, tetapi bagi orang lain yang
belum tahu atau baru mengetahui informasi tersebut, maka hal itu merupakan
ilmu yang berharga bagi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar