Minggu, 25 Desember 2022

Tanggungjawab Orang Tua Terhadap Anak

  Admin       Minggu, 25 Desember 2022

 

Oleh: Riwayat,

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS.Tahrim:6). Generasi yang baik, generasi yang cerdas akan berusaha mempersipakan anak cerdas dan soleh. Bukan itu saja, ia akan berusaha memelihara keturunannya, ia akan menjaga  anak-anak mereka. Bukan saja memelihara secara fisiknya belaka, tetapi lebih dari itu juga memelihara hal-hal yang bersifat rohaniah. Ia berusaha memelihara keturunannya dari netaka dunia dan neraka akherat. Neraka dunia merujuk kepada kesengsaraan dunia, sedangkan neraka akherat adalah kesengsaraan abadi. 

Meskipun dalam al-Quran ada ayat yang menyuruh untuk memelihara anak dari kesusahan dunia dan kesusahan akherat, tetapi masih ada juga orang yang enggan dan tidak sadar dan bahkan membiarkan anak mereka terlantar di hutan dunia yang makin angker dan menyesatkan. Banyak anak terjebak dalah kehidupan yang menyedihkan. Tetapi keadaan ini tidak membuat mereka sadar akan pentingnya pendidikan anak. Terutama pendidikan yang bersifat rohaniah. Sehingga yang terjadi adalah banyak orang tua yang berusaha menyekolahkan anak-anak  mereka ke sekolah yang katanya menjanjikan masa depan. Keadaan ini diperparah dengan kuranperhatian orang tua terhadap keagamaan anak. Dan pada akhirnya mereka terjebak kepada kehidupan dunia belaka, kehidupan yang kering dari ruh keakheratan.

Para orang tua banyak terjebak dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia bersifat sementara. Nabai Muhammad Saw menyatakan bahwa kehidupan dunia itu ibarat orang yang sedanag berteduh di sebuah pohon, sete;ah itu ia pergi kembali. Itulah gambaran dunia. Dunia bukan sebuah kekekalan, dunia bukan akhir dari sebuah kehidupan, tetapi dunia adalah lading untuk bercocok tanam kebaikan, dunia adalah tempat mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke akherat.

 Satu di antara bekal menuju akherat adalah dengan mempersiapkan anak-anak yang soleh, anak-anak yang mempunyai kualitas keislaman, keimanan yang baik kepada Allah. Aidh Al-Qarni dalam buku Falazaatul Akbaad, menyatakan ada sepuulh langkah untuk mempersiapakan anak-anak yang berkualitas. Pertama,  dalam memilih istri atau suami hendaknya yang berkepribadian soleh atau solehah.

Jelaslah, bahwa persiapan untuk membentuk dan mempersipakan anak soleh sudah dimulai dari awal pemilihan pasangan hidup. Tidak heran jika Muhammad Saw memberikan arahan dan petunjuk bagaimana seharusnya mencari pasangan yang ideal dan baik dalam rangka mempersiapkan generasi yang soleh. Muhammad Saw menyatakan, bahwa, “seseorang wanita dinikhai karena empat factor, yaitu, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena agamanya. “(HR. Bukhari). Nah, dari arahan Nabi Muhammad Saw tersebut dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan generasi yang baik hendaknya dimulai dengan pemilihan pasangan yang baik. Pasangan yang mampu memberikan jalan dan peluang lahirnya generasi yang cerdas dan membanggakan agaman dan orang tua. Mencari pasangan bukan sekadar pasangan, tetapi pasangan yang mampu mempersembahkan keturunan yang baik dan soleh.

Banyak orang berpendapat bahwa factor kecantikan dan kekayaan akan menjadikan keluarga dan keturunan baik, padahal dalam ajaran Islam yang baik adalah faktor agamanya, meskipun tidak mengabaikan faktor yang lain, tetapi yang utama menjadi perhatian adalah faktro agamanya. Dengan faktor agama yang mantap memungkinkan meraih anak-anak yang soleh, keluarga yang mampu memelihara keturunan yang baik dan soleh. Ayah yang baik akan selalu berusaha memilihkan calon ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Calon ayah yang baik adalah yang dari awala telah mempersiapkan calon ibu yang solelahah.

Dengan persiapan yang matang tersebut diharapkan akan mampu member kontribuysi positif terhadap upaya mempersipakan anak yang soleh. Dalam hal ini dapat juga dicermati bahwa tanggungjawab orang tua terhadap anak-anaknya bukan saja dimulai setelah mempunyai anak, tetatapi dalam upaya persiapan mencari jodoh sudah ada persiapan, sudah ada tanggungjawab. Orang tua yang baik adalah orang tua yang telah dari dini mempersipakan dirinya menjadi orang tua bertanggungjawab.

 Hal ini dibuktikan dengan  memilihkan calon ibu yang baik bagi anak-naka mereka.  Kedua, memilihkan nama yang baik. Meskipun afda yang menyatakan apalah arti sebuah nama, tetapai dalam ajaran islam nama mempunyai arti penting, nama adalah doa, maka yang terbaik adalah memilih dan member anam-nama yang baik. Dalam hal ini Nabi Muhammad Saw menyatakan,”baguskanlah anama-nama kalian dan nama anak-anak kalian. Sesungguhnya pada hari kiamat ananti, kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan ayah-ayah kalian.(HR. Ahmad).

 Dari hadis tersebut, dapat dipahami bahwa nama adalah sesuatu yang p;enting. Memberikan nama yang baik adalah anjuran dan jarana islam. Dengan demikian, member nama yang buruk bukanlah anjuran Islam. Dengan demikian, member nama yang baikm adalah ibadah, karena melakukan  anjuran Nabi Muhammad Saw. Dengan nama yang baik akan member harapan yang baik, nama yang baik adalah doa, sebaliknya nama yang buruk akan menjadi doa yang buruk.ketiga, memberi ASI sebagimana mestinya.

 

logoblog

Thanks for reading Tanggungjawab Orang Tua Terhadap Anak

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar